Jumat, 04 Juni 2010

Bairkan saja Arema itu Indonesia

Saya disini bukan untuk memprovokasi ataupun memperkeruh suasana. Saya disini mencoba untuk memberi pendapat tentang pemberian nama Arema Indonesia yang sebelumnya Arema Malang yang banyak dibicarakan pecinta sepak bola nasional. Sebenarnya tak perlu diributkan kembali nama tersebut , karena banyak juga tim - tim di Indonesia yang juga mencantumkan nama Indonesia di nama timnya. Contohnya Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (PERSIK),Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang (PSIS),Persatuan Sepak Bola Indonesia Jayapura (PERSIPURA),Persatuan Sepak Bola Indonesia Wamena (PERSIWA),Persatuan Sepak Bola Indonesia Kutaraja (PERSIRAJA),Persatuan Sepak Bola Indonesia Balikpapan(PERSIBA). dan tentu saja tim kebanggaan kita semua yaitu Persib : Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung.
Sebaiknya kita tidak perlu untuk mencela nama tim lain karena tim kita juga mungkin memakai nama "Indonesia" . Dan kita sebagai pecinta sepak bola nasional , saling berdamai untuk menciptakan suasana yang lebih kompetitif dan juga demi kejayaan persepakbolaan Indonesia . Hidup Indonesia Hidup Persib Bandung !!!

Senin, 31 Mei 2010

Viking Story

Viking dibentuk pada tanggal 17 Juli 1993 di sebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, yang diprakarsai oleh: Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.

Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.

Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I -- tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya.

Perjalanan waktu, kebersamaan, hubungan pertemanan, serta kesamaan rasa cinta yang telah terbina, pada akhirnya telah menjadikan Viking Persib Club sanggup bertahan hingga saat ini, bahkan semakin berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah nusantara.

Pablo siap bergabung

Penyerang Persijap Jepara asal Argentina, Pablo Alejandro Frances mengaku tertarik bergabung dengan tim Maung Bandung musim depan. Frances mengaku sudah dihubungi oleh beberapa klub untuk bergabung, namun dirinya memprioritaskan Persib Bandung sebagai pelabuhan karirnya musim depan.

“Saya sudah 100% tidak akan memperpanjang kontrak dengan Persijap musim depan, jika Persib Bandung menginginkan saya, saya sudah pasti akan bergabung disini. Persib adalah prioritas saya musim depan,” ujarnya saat ditemui di stadion Persib.

Ia terlihat berada di tribun VIP dengan menggunakan t-shirt berwarna biru muda. bersebelahan dengan keluarga Gonzalez dan keluarga H Umuh. Frances sendiri mengaku diundang oleh Eva Gonzales untuk mendukung Christian Gonzales menjadi top skor musim ini. Frances bahkan menunda kepulangannya ke Argentina karena ajakan ini dan baru tiba di Bandung sore tadi.

Pemain kelahran 29 september 1982 ini berharap bisa bertemu manejemen Persib secepatnya dan mengadakan pembicaraan selanjutnya, karena statusnya kini adalah free transfer. Frances berharap dirinya bisa melakukan pembicaraan dengan manajemen Persib sebelum dirinya pulang ke Argentina, lebih bagus lagi jika sudah didapat kepastian.

Persib Bandung U-21 vs Bintang LSI U-21

Puncak dari kegiatan Perang Bintang adalah pertandingan antara juara Indonesia Super League U‐21 09/10 yaitu Persib Bandung melawan tim bintang U‐21 09/10 serta pertandingan juara Indonesia 09/10 melawan tim bintang Indonesia Super League 09/10. Dalam kesempatan tersebut akan dilakukan juga inagurasi terhadap juara Indonesia Super League 09/10, runner‐up Indonesia Super League 09/10, Pemain Terbaik Indonesia Super League 09/10, Top Scorer Indonesia Super League 09/10 dan Tim Fair Play Indonesia Super League 09/10. Dalam rangkaian acara tersebut, Liga juga akan memberikan penghargaan kepada para mantan pemain tim nasional sebagai bentuk terima kasih dan apresiasi Liga terhadap kontribusi mereka dalam sepakbola Indonesia. Pertandingan ini akan disiarkan langsung di ANTV sebagai Official TV Partner Indonesia Super League 09/10.

Mekanisme pemilihan pemain untuk Perang Bintang 2010 dilakukan lewat polling SMS. Sebanyak 56 (lima puluh enam) pemain dengan komposisi 6 (enam) kiper, 15 (lima belas) pemain belakang, 20 (dua puluh) pemain tengah dan 15 (lima belas) pemain depan ditetapkan oleh Liga sebagai nominator pemain. Selain pemain, masyarakat diberikan kesempatan juga menentukan pelatih dengan nominasi pelatih sebanyak 9 (sembilan) pelatih. 56 (lima puluh enam) pemain tersebut terdiri dari 36 (tiga puluh enam) pemain lokal dan 20 (dua puluh) pemain asing dari 15 (lima belas) klub Indonesia Super League 09/10.

“Pemilihan pemain tersebut dilakukan melalui penilaian berdasarkan data dan statistik pemain selama bermain di kompetisi termasuk minutes of play, gol, disiplin dan hal‐hal teknis lainnya sehingga inilah pemain terbaik yang ada di kompetisi musim ini” demikian diungkapkan Jopie Lepel, Head of Technical Study Group Liga.

Polling SMS tersebut dilakukan dengan mengirim SMS ke nomor 9858 dengan metode yang bisa dilihat di tabloid Bola dan website Liga dan telah dimulai program tersebut sejak tanggal 13 Mei 2010. Dari hasil polling sementara sampai dengan tanggal 18 Mei 2010, pemain yang mendapatkan raihan polling tertinggi adalah M. Haris Maulana (Persib) untuk posisi kiper, Edi Sibung (PSPS) untuk posisi pemain belakang, Diva Tarkas (PSM) untuk posisi pemain tengah, Boaz Solossa (Persipura) untuk pemain depan dan Rene Alberts (Arema) untuk pelatih.

“Peran masyarakat untuk melakukan SMS dengan memilih pemain favoritnya sangat ditunggu karena apresiasi kepada voter diberikan dalam bentuk hadiah yang sangat menarik sehingga jangan ragu untuk melakukan SMS dan menentukan pilihannya serta menjadi bagian dari sejarah Perang Bintang 2010” kata Joko Driyono, CEO Liga.

“Perang Bintang 2010 merupakan event besar yang telah menjadi sejarah tersendiri dalam perjalanan sepakbola nasional dan merupakan momen yang tepat sebagai pemanasan bagi insan bola sebelum Piala Dunia 2010. Liga mengharapkan dukungan yang sebesar‐besarnya dari semua masyarakat sepakbola sebagai puncak perhelatan kompetisi Indonesia Super League 09/10 dan bersama‐sama membuat akhir yang positif dan tentu saja apresiasi yang sangat tinggi kepada para sponsor yang bersama‐sama terlibat dalam musim 09/10 ini” demikian diungkapkan Presiden Direktur Liga Andi Darussalam Tabusalla.

Event sebesar Perang Bintang 2010 diharapkan benar‐benar menjadi penutup yang manis dari rangkaian Indonesia Super League 09/10 dan membawa semangat baru menyongsong Indonesia Super League 10/11.

Gonzalez gagal jadi top skor ISL 2009/2010

Penyerang Persib Bandung Christian Gonzalez mengaku tidak mempermasalahkan dirinya tidak menjadi top skor pada Liga Super Indonesia musim ini. El Locco mengaku masih ada ajang Piala Indonesia yang bisa dikejar. Raihangol Gonzales terpaut 1 gol dengan top skor Aldo Baretto yang mengemas 19 gol.

” Tidak masalah kali ini saya tidak menjadi top skor, masih ada Piala Indonesia,” kata Gonzales.

Gonzales berterima kasih kepada rekan-rekannya yang telah berusaha menjadikan ia top skor dalam pertandingan tadi. Walau akhirnya gagal, el Loco tidak patah semangat dan akan kembali musim depan.

“Tapi saya senang dalam pertandingan ini semua pemain terus membantu saya untuk membuat gol. Musim depan saya akan kembali dan wajib buat saya untuk kembali merebut gelar top skor,” tegas Gonzales.

Sementara itu, sang kapten Maung Bandung Nova Arianto bersyukur bisa menang dalam sebuah pertandingan yang dikatakannya bagus. Nova sekaligus meminta maaf kepada bobotoh karena hanya bisa membawa persib di posisi empat.

” Saya juga mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh bobotoh karena musim ini pencapaian kita tidak sesuai harapan mereka. Semoga kemenangan ini menjadi kado buat mereka di akhir musim,’ tutur Nova.

Robby tetap PUAS !!!!

ROBBY Darwis adalah caretaker pelatih menggantikan Jaya Hartono yang mengundurkan diri pada pertengahan April 2010. Ketika ditinggalkan Jaya, Persib berada di peringkat empat klasemen sementara dengan mengumpulkan nilai 43 dari 27 laga yang dimainkannya.

Debut Robby menangani Persib ditandai sukses memenangkan tiga laga beruntun di babak 32 Besar Piala Indonesia 2010. Di pentas ini, Persib kini sudah mendapatkan tiket ke babak 8 Besar, sebuah prestasi yang tak pernah diraih sejak ajang ini digelar pada tahun 2005.

Sedangkan di LSI, Robby memimpin Persib dalam 7 laga, 2 tandang dan 5 kandang. Hasilnya, Robby mencatat rekor 3 kali menang, 1 seri, dan 3 kalah. Tiga kemenangan diraih dari tiga laga kandang melawan Persiwa Wamena (3-0), Sriwijaya FC (1-0), dan PSM Makassar (2-0). Sekali imbang ketika ditahan 0-0 oleh Persipura di Stadion Siliwangi. Sedangkan tiga kekalahan dialami dari Pelita Jaya 1-2, Persitara Jakarta Utara 1-2 di kandang lawan, dan 1-2 dari Persiba Balikpapan di kandang sendiri.

Dengan hasil itu, sejak menggantikan Jaya, Robby hanya mampu menambah 10 poin untuk Persib. Jika dipersentasekan, itu berada di angka 47,62% dari total nilai maksimal yang bisa dikumpulkan Persib.

Raihan yang sebenarnya tidak cukup baik. Tapi Robby masih punya dalih dan tetap merasa puas dengan kinerjanya. "Saya tetap puas dengan hasil selama Persib dilatih saya. Sebab saya hanya melanjutkan tugas pelatih sebelumnya," katanya tanpa mau membandingkan kinerjanya dengan pelatih Persib sebelumnya.

Namun yang membuat Robby merasa puas sebenarnya prestasi Persib di Piala Indonesia 2010. "Di Piala Indonesia, Persib bisa lolos ke 8 Besar dan punya peluang untuk terus melaju. Itulah sebabnya saya puas," tambahnya.

Bagaimana dengan nasibnya musim depan? Belum ada jawaban pasti, termasuk dari Manajer Persib, H. Umuh Muchtar. Satu hal yang pasti, agar bisa menangani tim-tim LSI, termasuk Persib jika tetap dipercaya, Robby akan mengikuti kursus kepelatihan Lisensi A di Jakarta, 6 Juni hingga 4 Juli mendatang.

6 pemain Persib Bandung ikuti seleksi timnas Indonesia

Persib Bandung dipastikan akan kehilangan 6 pemainnya, menyusul dipanggilnya mereka untuk mengikuti Seleksi tim nasional Indonesia yang akan berlangsung antara tanggal 1 sampai 6 Juni 2010 di Makasar dan Jakarta.

Pemain Persib yang dipanggil adalah kiper: Markus Horison. Pemain: Belakang Nova Arianto, dan Maman Abdurahman. Pemain Tengah: Eka Ramdani, Hariono,
Atep.
Atep dipanggil kembali untuk mengikuti seleksi setelah pemain asal Cianjur ini tidak dipanggil kembali sejak Piala Asia 2007 lalu.

Persib posisi ke-4

Persib Bandung akhirnya finish di posisi 4 klasemen akhir Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010 setelah berhasil mengalahkan PSM Makassar di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu 30 mei 2010. Persib berhasil menggeser Persija Jakarta ke urutan 5.

Gol kemenangan Persib keduanya dihasilkan oleh tendangan bebas. Pada menit 25, Eka Ramdani berhasil membobol gawang Samsidar setelah Gonzales dilanggar Siregar sedikit di luar kotak penalti. Gol kedua Persib juga dihasilkan lewat tembakan bebas, dimana Gonzales berhasil membobol gawang PSM di menit 81.

Dengan hasil ini, Persib berada di urutan 4 klasemen dengan mengantongi nilai 53 dari 34 kali bertanding. Sedangkan PSM finish di urutan 13 dengan nilai 43.

Kamis, 20 Mei 2010

PERSIB U-21 JUARA ISL






Persib U-21 (Bandung) berhasil menjuarai Liga Super Indonesia (LSI) U-21 tahun 2009/2010 setelah di babak final mengalahkan juara bertahan Pelita Jaya U-21 (Karawang) 2-0 di Stadion Siliwangi Bandung (Minggu, 16 Mei 2010). Dua gol kemenangan Persib U-21 masing-masing diciptakan oleh Munadi pada menit 10 melalui tendangan penalti dan Budiawan pada menit 89.

Selain meraih gelar juara, salah seorang pemainnya, Munadi, dianugerahi sebagai pemain terbaik. Sementara itu, gelar topscorer diperoleh Lukas Wellem Mandowen (Persipura U-21) dan tim fair play oleh Pelita Jaya U-21.

Bagi NMR, berbicara tentang LSI U-21, hasil itu tidaklah mengejutkan. Sebelumnya dalam dua periode terakhir, NMR selalu memprediksikan (meski tidak dipublikasikan) bahwa gelar juara LSI U-21 tidak akan jauh-jauh dari Pelita Jaya U-21 atau Persib U-21. Artinya, bisa Pelita Jaya atau bisa pula Persib U-21 yang akan menjadi juara. Hal itu tentu saja berdasarkan feeling. Ya, salah satunya feeling statistik. Alasan lain, tentu saja, mereka bukan tim yang ujug-ujug (secara tiba-tiba) dibentuk melainkan mereka telah ditempa dalam pusat pelatihan. Entah kalau tim lain berhubung NMR memiliki keterbatasan informasi.

Namun demikian, ada dua hal menarik yang menjadi perhatian NMR. Pertama, ada hal yang tidak diperkirakan pada LSI U-21 tahun 2008/2009 ketika Persita U-21 (Tangerang) tiba-tiba lolos ke babak selanjutnya (baca: babak semifinal). Prestasi terakhir pun malah menempatkan Persita U-21 di peringkat runner-up. Kedua, pada LSI U-21 tahun 2009/2010, Persib U-21 justru terseok-seok meski akhirnya lolos ke babak selanjutnya (baca: babak “6 Besar”). Terseok-seoknya Persib U-21 karena mendapat perlawanan ketat dari beberapa tim lainnya. Ya, itulah dua hal yang NMR amati.

Terlepas dari itu, sejak LSI U-21 digulirkan pada tahun 2008 lalu, NMR masih mempertanyakan “kejanggalan” dalam LSI U-21 ini. Coba perhatikan: seandainya Persita U-21 menjadi juara LSI U-21 tahun 2008/2009, bagaimana nasib berikutnya di LSI U-21 tahun 2009/2010? Bukankah Persita (senior) dikenai degradasi dari LSI 2008/2009 ke Divisi Utama Liga Indonesia (LI) 2009/2010? Apakah Persita U-21 akan menjadi peserta “khusus”?

Lalu, seandainya Pelita Jaya U-21 yang menjadi juara LSI U-21 tahun 2009/2010, bagaimana nasibnya dalam kompetisi periode mendatang seandainya Pelita Jaya (senior) dikenai degradasi dari LSI 2009/2010 ke Divisi Utama LI periode mendatang?

Akhirnya, memang, secara kebetulan tim senior yang di-degradasi belum pernah “mewariskan” tim juniornya untuk menjuarai LSI U-21 sehingga kita pun belum terlalu ribet untuk menghadapi “masalah” ini dalam kompetisi sepak bola Indonesia.

KOTA BANDUNG ZAMAN DAHULU

Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten Bandung hingga tahun 1681. Semula Ibukota Kabupaten Bandung terletak di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan Hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing. groote postwegDi daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daerah Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos. Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudahdaendles merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan. Sekitar akhir tahun 1808 awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampung Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang). Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Wiratakusumah-IIAkan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.

Jumat, 23 April 2010

Prestasi Persib Bandung

1993 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1933
1934 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1934
1936 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1936
1937 Juara Kompetisi Perserikatan tahun 1937
1950 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1950
1959 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1959
1961 Juara Kompetisi Perserikatan tahun 1961
1966 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1966
1983 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1982/1983
1985 Runner Up Kompetisi Perserikatan tahun 1984/1985
1986 Juara Kompetisi Perserikatan tahun 1986
1990 Juara Kompetisi Perserikatan tahun 1990
1995 Juara Liga Indonesia I tahun 1994/1995
1995
Perempatfinal
Piala Champions Asia tahun 1995
2005
Posisi 5
Liga Indonesia Divisi Utama
2006
Posisi 12
Liga Indonesia Divisi Utama
2007
Posisi 5
Liga Indonesia Divisi Utama
2008/09
Posisi 3
Liga Super Indonesia

SEJARAH PERSIB BANDUNG

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.

Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.

Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.

Jumat, 16 April 2010


© Copyright 2010 PERSIB BANDUNG: 2010 | Template by : Ahmad Dhany and Andara Devianti